Penyebab Buluh Puyuh Rontok Usia Muda

Burung puyuh merupakan salah satu hewan yang bersifat kanibal. Sifat kanibal ini bisa dilihat dari sifatnya yang sering mematok temannya sendiri sampai luka dan mati dengan tubuh yang kita temukan sudah tidak utuh lagi. Sifat kanibal yang lebih ringan adalah kebiasaan mematok buluh temannya, sehingga terlihat buluh-buluh rontok pada bagian punggungnya. Bisakah sifat ini kita hentikan atau dihilangkan? Tentu bisa, lalu dengan cara bagaimana?

Jika kita searching melalui google dan youtube kita akan diberikan beberapa informasi cara memghilangkan sifat kanibal pada puyuh. Cara yang paling banyak disarankan oleh penulis adalah dengan cara memotong paruh pada saat anak puyuh berumur 21 hari. Cara ini sudah pernah saya lakukan pada awal-awal beternak puyuh, tetapi sifat kanibal dengan mematok buluh ternyata sudah dimulai pada saat anak puyuh berumur 15 hari. Baca juga artikel berjudul Cara Merawat Anak Puyuh Baru Menetas

Buluh Puyuh Normal Umur 30 Hari

Memotong paruh pada umur 21 hari ternyata tidak bisa memghilangkan sifat saling patok buluh. Sifat mematok buluh ini tidak hilang sampai puyuh mulai bertelur hingga sampai tua. Akhirnya saya mendapat ide untuk memotong paruh pada umur 15 hari. Dengan cara memotong paruh lebih awal hasilnya tetap tidak ada perubahan sedikitpun, kebiasaan saling patok buluh sampai rontok masih tetap berlangsung.

Jika saya searching di youtube, si pemilik channel yang sekaligus peternak puyuh menyatakan bahwa burung puyuh rontok buluh akibat ruangan yang panas. Udara panas ini yang menyebabkan puyuh merontokkan buluhnya supaya tubuhnya lebih dingin. Jadi jika kita simpulkan sifat puyuh ini sama dengan manusia, jika badan terasa gerah akibat panas, manusia melepas bajunya supaya lebih dingin. Apakah pendapat tersebut benar?


Puyuh Dewasa Buluhnya Normal

Jika saya perhatikan, burung puyuh rontok tersebut bukanlah sengaja rontok sendirinya, tetapi akibat saling patok antara puyuh-puyuh itu sendiri. Akibat buluh-buluh pada rontok, selain tidak enak dipandang mata, buluh rontok bisa menyebabkan burung puyuh lebih mudah digigit nyamuk dan kedinginan pada malam hari. Nyamuk bisa menyebabkan penyakit malaria unggas dan menularkan penyakit lainnya misalnya flu burung yang sangat berbahaya.


Hasil Pengamatan Pembesaran Anak Puyuh

Lalu bagaimanakah caranya supaya kebiasaan buruk saling patok buluh bisa hilang? Dengan seringnya menetaskan dan membesarkan anak puyuh sampai bertelur,  saya mendapatkan kadang-kadang semua anak puyuh dalam satu periode pembesaran buluh punggungnya rontok semua dimulai pada hari ke-15. Tetapi kadang-kadang juga saya menemukan dalam satu periode pembesaran saya tidak menemukan anak puyuh yang buluh punggungnya rontok. Jika saya amati dari beberapa pengamatan tersebut ternyata jika terjadi kerontokan buluh punggung maka semua burung akan mengalaminya,  demikian juga sebaliknya jika buluhnya tidak rontok,  semua burung buluhnya bagus semua. Selain buluh anak puyuh rontok,  kelumpuhan anak puyuh baru menetas merupakan problem,  baca artikel Penyebab Anak Puyuh Lumpuh Saat Menetas. 


Penyebab Buluh Rontok dari Hasil Pengamatan

Tentunya penyebab buluh punggung rontok sampai gundul adalah akibat saling patok antara burung-burung itu sendiri.  Tetapi apa penyebab sifat buruk tersebut bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi dari beberapa kali pembesaran anak puyuh yang saya alami. Apakah penyebab kebiasaan buruk tersebut yang saya temukan?

Saya menemukan penyebab saling patuk sehingga buluh punggung rontok akibat dari dua hal yaitu :
1. Suhu kandang dingin dan adem,  sehingga puyuh merasa nyaman sehingga timbul kebiasaan saling jahil ke sesama temannya.
2. Puyuh kelaparan karena pemberian pakan ditakari dan dibatasi.
3. Kandungan nutrisi dari pakan


Solusi Mengatasi Rontok Buluh Puyuh Usia Dini

Penyebab rontok buluh yang saya temukan tersebut merupakan hasil pengamatan berdasarkan pengalaman beberapa kali pembesaran bukan dari hasil penelitian ilmiah.  Jadi penemuan saya ini jangan dijadikan patokan,  karena kemungkinan ada penyebab lain yang terlewatkan dari pengamatan saya.  Mungkin juga kebiasan ini juga dipengaruhi dari situasi daerah dan jenis puyuh yang kita peliharah.

Cara saya untuk menghilangkan sifat kanibal saling patok buluh sampai rontok ini yaitu cukup mudah yaitu menaikkan suhu kandang indukan sampai umur puyuh 20 hari dan memberi pakan tanpa batas sehingga puyuh selalu kenyang. Suhu kandang bisa dinaikkan dengan menambah pemanas dan menutup seluruh lobang dengan memggunakan karung sak dan hanya membiarkan lobang ventilasi udara.  Atau dengan memadatkan populasi kandang sampai udara dalam kandang membuat anak puyuh mulutnya sedikit melangap-langap akibat panas. Puyuh yang kesulitan bernafas ini ternyata membuat kebiasaan saling patok hilang karena mau bernafas saja susah apalagi mau jaihi teman-temannya. 


Puyuh Dewasa Rontok Buluh Sejak Kecil

Pemberian pakan jangan sampai anak puyuh kelaparan.  Pakan harus selalu tersedia setiap saat. Dengan kebutuhan pakan selalu terpenuhi maka kebiasan mematok buluh temannya akan hilang. Kebiasan buruk tersebut dikarenakan burung kelaparan,  karena tidak ada pakan yang bisa dipatok maka buluh temannya menjadi sasaran empuk paruhnya. Jangan lupa juga untuk memberikan vitamin pada air minumnya,  untuk pemberian vitamin bisa baca artikel yang saya tulis berjudul Vitamin yang Cocok untuk Puyuh Petelur. 

Jika masih ditemukan buluh rontok pada puyuh usia muda ini, dan telah melakukan dua hal diatas. Langkah selanjutnya kemungkinan penyebabnya adalah kandungan nutrisi dari pakan puyuh itu sendiri yang kurang baik Coba gonta ganti mrek pakan ayam pedaging umur 0-21 hari dengan mrek yang lain sampai ditemukan pakan yang cocok sehingga tidak membuat buluh anak puyuh rontok lagi.

Jika kebiasaan saling patok ini bisa dihilangkan pada usia dini yaitu antara anak puyuh umur 15-25 hari,  maka kebiasan tersebut akan hilang sampai puyuh sudah usia tua. Dengan buluh yang lengkap maka kesehatan puyuh bisa lebih baik.  Nyamuk tidak bisa menggigit puyuh dan juga terhindar dari suhu yang dingin. 

Postingan terkait: