Sejak tahun 2014 saya menetaskan telur puyuh, baru bulan ini mendapatkan musibah berupa kematian masal anak puyuh akibat serangan penyakit. Anak puyuh umur 3 hari terjangkit CRD. Anak puyuh bersin-bersin dan lemas karena sulit bernafas dan angka kematian cukup tinggi. Sebelumnya saya pernah mendapat musibah yaitu anak puyuh umur 2 hari mati masal karena kandang indukannya dimasuki kucing yang membunuh semua anak puyuh dan tidak menyisahkan satu ekorpun. Simak artikel saya Cara Menjaga Kesehatan Puyuh tanpa Vaksinasi dan obat Kimia.
Bagaimana saya bisa menyimpulkan penyakit yang menyerang anak puyuh adalah CRD? Penyakit CRD (chronic respiratory disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Penyakit CRD mempunyai gejala sebagai berikut :
1.Kesulitan Bernapas dan bersin-bersin
2.Mengeluarkan cairan dari hidung
3.Stamina menurun sehingga puyuh terlihat lesu
4.Kematian cukup tinggi jika dibiarkan atau tanpa cepat penanganan.
Penyakit CRD menular dengan kontak langsung atau melalui makanan dan air minum. Penyakit CRD bisa menular dan menjangkiti seluruh unggas yang ada dalam satu kandang. Jika tidak ditangangi dengan serius dan tepat maka akan terjadi mortalitas atau kematian yang cukup tinggi pada unggas terutama pada puyuh yang kita bahas di artikel ini.
Sebenarnya hampir setiap penyakit pada puyuh atau unggas lainnya hampir mempunyai gejala yang sama yaitu kesulitan bernafas. Contohnya CRD, snot, tetelo, flu burung, semuanya mempunyai gejala umum yaitu sulit bernafas. Tapi setiap penyakit tersebut ada gejala khususnya, misal CRD gejala khususnya bersin-bersin saja, snot gejala lainnya muka bengkak, tetelo cirinya leher melintir, dan flu burung mati secara tiba-tiba dengan jengger biru dan angka kematian pada flu burung mencapai 100%.
Penyebab Anak Puyuh Kena CRD
Sebelumnya saya belum pernah menjumpai anak puyuh umur 3 hari terjangkit wabah CRD. Ini baru pengalaman pertama kali saya. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab penyakit ini menyerang anak puyuh umur 3 hari yaitu :
1.mesin tetas tidak pernah dicucihamakan setelah proses penetasan.
2.kandang indukkan juga tidak saya cucihamakan atau disemprot dengan zat desinfektan. Simak artikel Cara Desinfektan Kandang Puyuh Petelur dengan Bayclin.
3.dampak peralihan musim dari kemarau ke musim hujan
4.saya memindahkan anak puyuh dari mesin penetas ke kandang indukan pada saat grimis.
Karena selama ini saya tidak pernah mengalami, maka hal-hal tersebut tidak saya perhatikan. Sebelumnya selalu aman-aman saja. Paling tidak kematian masal akibat terjadi tumpukkan anak puyuh akibat pemanas kurang.
Cara Pengobatan CRD
Doq Umur 3 hari Mati Terjangkit CRD
Bagaimana saya bisa menyimpulkan penyakit yang menyerang anak puyuh adalah CRD? Penyakit CRD (chronic respiratory disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Penyakit CRD mempunyai gejala sebagai berikut :
1.Kesulitan Bernapas dan bersin-bersin
2.Mengeluarkan cairan dari hidung
3.Stamina menurun sehingga puyuh terlihat lesu
4.Kematian cukup tinggi jika dibiarkan atau tanpa cepat penanganan.
Penyakit CRD menular dengan kontak langsung atau melalui makanan dan air minum. Penyakit CRD bisa menular dan menjangkiti seluruh unggas yang ada dalam satu kandang. Jika tidak ditangangi dengan serius dan tepat maka akan terjadi mortalitas atau kematian yang cukup tinggi pada unggas terutama pada puyuh yang kita bahas di artikel ini.
Sebenarnya hampir setiap penyakit pada puyuh atau unggas lainnya hampir mempunyai gejala yang sama yaitu kesulitan bernafas. Contohnya CRD, snot, tetelo, flu burung, semuanya mempunyai gejala umum yaitu sulit bernafas. Tapi setiap penyakit tersebut ada gejala khususnya, misal CRD gejala khususnya bersin-bersin saja, snot gejala lainnya muka bengkak, tetelo cirinya leher melintir, dan flu burung mati secara tiba-tiba dengan jengger biru dan angka kematian pada flu burung mencapai 100%.
Penyebab Anak Puyuh Kena CRD
Sebelumnya saya belum pernah menjumpai anak puyuh umur 3 hari terjangkit wabah CRD. Ini baru pengalaman pertama kali saya. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab penyakit ini menyerang anak puyuh umur 3 hari yaitu :
1.mesin tetas tidak pernah dicucihamakan setelah proses penetasan.
2.kandang indukkan juga tidak saya cucihamakan atau disemprot dengan zat desinfektan. Simak artikel Cara Desinfektan Kandang Puyuh Petelur dengan Bayclin.
3.dampak peralihan musim dari kemarau ke musim hujan
4.saya memindahkan anak puyuh dari mesin penetas ke kandang indukan pada saat grimis.
Karena selama ini saya tidak pernah mengalami, maka hal-hal tersebut tidak saya perhatikan. Sebelumnya selalu aman-aman saja. Paling tidak kematian masal akibat terjadi tumpukkan anak puyuh akibat pemanas kurang.
Cara Pengobatan CRD
Penyakit CRD merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, selain bisa divaksinasi sebelum terjangkit wabah, penyakit ini bisa juga diobati. Banyak obat yang dijual dipasaran dengan berbagai mrek, tetapi yang umum digunakan adalah mrek Tetrachlor dan Trimezyn.
Tetrachlor berbentuk kapsul dan pemberiannya dengan cara dicekokkan pada mulut unggas berupa ayam. Sedangkan Trimezyn berupa serbuk yang penggunaannya dilarutkan pada air minum. Tetrachlor tentu tidak bisa digunakan untuk puyuh apalagi anak puyuh umur 3 hari, karena ukuran kapsul Tetrachlor cukup besar, sama halnya ukuran kapsul yang sering digunakan pada obat manusia.
Karena waktu ketahuan anak puyuh terjangkit wabah CRD sore hari, toko penjual pakan dan obat unggas sudah banyak yang tutup. Hanya satu toko yang masih terbuka, dan rencananya saya mau beli obat Trimizin, tapi sayangnya obat tersebut habis dan hanya ada Tetrachlor. Akhirnya saya beli Tetrachlor dan pemberiannya yaitu membuka kapsul dan melarutkan serbuknya pada air minum.
Dengan cara pengobatan seperti ini angka kematian anak puyuh mulai berkurang, dari sebelumnya bisa lebih 10 ekor dan setelah pengobatan hanya sekitar 5 ekor saja yang mati setiap hari. Sampai pada hari ke-7 pengobatan masih menggunakan Tetrachlor yang dilarutkan dengan air minum tetapi setiap hari masih ada yang mati dan anak puyuh yang hidup masih bersin-bersin.
Sampai akhirnya 10 kapsul Tetrachlor habis dan saya membeli obat pengganti berupa mrek Trimezyn. Setelah menggunakan Trimezyn, keesokan harinya yaitu hari ini yaitu hari penulisan artikel ini, tidak satupun anak puyuh yang mati, suara bersin juga berkurang. Anak puyuh sekarang sudah bersisa separuh, tapi alhamdulillah sepertinya akan segera sehat.
Dari pengalaman penggunaan Tetrachlor ternyata tidak ampuh jika digunakan pada air minum. Trimezyn lebih ampuh karena sistem penggunaannya memang dilarutkan pada air minum. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik, jadi untuk selanjutnya gunakan obat sesuai dengan cara penggunaannya. Jangan bikin aturan sendiri seperti yang saya lakukan tadi, akibatnya adalah anak puyuh sudah banyak yang mati.
Demikianlah sedikit cerita pengalaman saya beternak puyuh. Saya beternak puyuh sekedar hobi, mudah-mudahan dari hobi nantinya bisa menghasilkan uang. Dengan mengumpulkan pengalaman terlebih dahulu, baru kemudian beternak dengan tujuan usaha komersil. Jika tidak ada pengalaman yang cukup maka bisa jadi kerugian yang akan menimpah usaha kita. Ikuti terus cerita saya selanjutnya berupa artikel di blog www.usahahobi.com.
Trimezyn Obat untuk Air Minum
Tetrachlor berbentuk kapsul dan pemberiannya dengan cara dicekokkan pada mulut unggas berupa ayam. Sedangkan Trimezyn berupa serbuk yang penggunaannya dilarutkan pada air minum. Tetrachlor tentu tidak bisa digunakan untuk puyuh apalagi anak puyuh umur 3 hari, karena ukuran kapsul Tetrachlor cukup besar, sama halnya ukuran kapsul yang sering digunakan pada obat manusia.
Karena waktu ketahuan anak puyuh terjangkit wabah CRD sore hari, toko penjual pakan dan obat unggas sudah banyak yang tutup. Hanya satu toko yang masih terbuka, dan rencananya saya mau beli obat Trimizin, tapi sayangnya obat tersebut habis dan hanya ada Tetrachlor. Akhirnya saya beli Tetrachlor dan pemberiannya yaitu membuka kapsul dan melarutkan serbuknya pada air minum.
Dengan cara pengobatan seperti ini angka kematian anak puyuh mulai berkurang, dari sebelumnya bisa lebih 10 ekor dan setelah pengobatan hanya sekitar 5 ekor saja yang mati setiap hari. Sampai pada hari ke-7 pengobatan masih menggunakan Tetrachlor yang dilarutkan dengan air minum tetapi setiap hari masih ada yang mati dan anak puyuh yang hidup masih bersin-bersin.
Sampai akhirnya 10 kapsul Tetrachlor habis dan saya membeli obat pengganti berupa mrek Trimezyn. Setelah menggunakan Trimezyn, keesokan harinya yaitu hari ini yaitu hari penulisan artikel ini, tidak satupun anak puyuh yang mati, suara bersin juga berkurang. Anak puyuh sekarang sudah bersisa separuh, tapi alhamdulillah sepertinya akan segera sehat.
Dari pengalaman penggunaan Tetrachlor ternyata tidak ampuh jika digunakan pada air minum. Trimezyn lebih ampuh karena sistem penggunaannya memang dilarutkan pada air minum. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik, jadi untuk selanjutnya gunakan obat sesuai dengan cara penggunaannya. Jangan bikin aturan sendiri seperti yang saya lakukan tadi, akibatnya adalah anak puyuh sudah banyak yang mati.
Demikianlah sedikit cerita pengalaman saya beternak puyuh. Saya beternak puyuh sekedar hobi, mudah-mudahan dari hobi nantinya bisa menghasilkan uang. Dengan mengumpulkan pengalaman terlebih dahulu, baru kemudian beternak dengan tujuan usaha komersil. Jika tidak ada pengalaman yang cukup maka bisa jadi kerugian yang akan menimpah usaha kita. Ikuti terus cerita saya selanjutnya berupa artikel di blog www.usahahobi.com.