Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman pembaca blog saya yang baru berkunjung atau sudah biasa setia berkunjung. Judul artikel saya kali ini membahas tentang pentingnya pencahayaan pada burung puyuh petelur. Terdengar sangat sepele tapi akibatnya sangat berpengaruh pada puyuh petelur. Baca sampai tuntas tulisan saya ini supaya tahu masalah dan solusinya ya.
Cerita Awal Memulai Beternak Burung Puyuh Petelur
Pertama kali mencoba memelihara burung puyuh, saya menempatkan burung puyuh di dalam ruangan gudang yang tidak terpakai dengan cahaya yang redup dan ventilasi yang kurang. Hal ini saya pikir tidak masalah karena puyuh yang saya pelihara waktu itu hanya sekitar 50 ekor. Saya belum sempat membuat kandang khusus karena baru pindah rumah.
Bibit burung puyuh saya tetaskan sendiri dan saya pelihara sampai bertelur. Secara teori yang saya sering dapatkan di google burung puyuh betina sudah mulai bertelur pada usia 42 hari dihitung dari menetas. Tetapi setelah menunggu 42 hari sampai 60 hari belum juga bertelur. Padahal perawatan dan pemberian pakan sudah mematuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan burung puyuh petelur.
Setelah dua bulan lebih burung puyuh sudah mulai bertelur satu, besoknya dua, dan seterusnya sampai separuh burung puyuh bertelur. Burung puyuh betina bertelur hanya sekitar 50% dari populasinya, padahal umurnya sudah empat bulan. Ukuran telur juga tidak standar, kecil-kecil skitar 10 gram perbutir.
Gudang tempat burung puyuh tersebut kemudian saya rehab dijadikan dapur. Terpaksa burung puyuh dibuatkan kandang diluar, kebetulan kandangnya menghadap ke timur dengan sistem kandang terbuka sehingga cahaya pagi bisa masuk ke dalam kandang. Kebetulan waktu itu musim kemarau sehingga tidak ada masalah dengan cuaca buruk.
Setelah beberapa minggu dipindahkan, terjadi perubahan drastis pada puyuh saya. Puyuh bertelur hampir semuanya, juga telurnya sudah berukuran standar yaitu 11-13 gram perbutir. Ini artinya bisa disimpulkan pengaruh cahaya pada burung puyuh petelur sangat berpengaruh terhadap produksi telur.
Dengan sangat gembira saya menetaskan lagi burung puyuh untuk menambah populasinya. Setelah menetas dan dilakukan pembesaran dengan perawatan yang baik dan diberi pakan yang cukup dan nutrisi sesuai kebutuhan. Pada umur 42 hari anak burung puyuh betina sudah mulai ada yang bertelur, sampai umur 50 hari persentase bertelurnya sudah mencapai 90% lebih.
Akhirnya dapat saya simpulkan, pengaruh cahaya pada burung puyuh petelur sangat berarti bagi peningkatan produksi telur dan masa mulai bertelurnya puyuh. Yang menjadi pertanyaan apakah malam hari puyuh masih harus diberikan cahaya yang cukup?
Indonesia yang mempunyai natural daylight (siang) rata-rata 12 jam dalam sehari. Tentu memerlukan tambahan cahaya lampu tambahan untuk penerangan malam harinya. Pemberian cahaya pada malam hari selain memberikan waktu bagi burung puyuh untuk makan dan minun lebih lama juga sebagai pengaman dari serangan pemangsa seperti tikus dan hewan malam lainnya yang bisa memangsa burung puyuh.
Pencahayaan Puyuh Petelur Menurut Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian warga pakistan Shakeel Ahmed Wagan yang ditulis pada www.journalcra.com menunjukkan persentase bertelur burung puyuh jika diberi pencahayaan 12 jam, 16 jam , dan 20 jam dalam sehari, persentasi bertelur burung puyuh akan lebih tinggi sesuai dengan jumlah waktu pencahayaan yang diberikan. Semakin lama waktu pencahayaan maka persentase bertelur burung puyuh semakin tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian cahaya 12 jam = 46,8% , 16 jam = 62,5 dan 20 jam = 68 7%.
Tetapi dari penelitian ini, dia menarik kesimpulan bahwa pencahayaan selama 16 jam yang artinya dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam akan memberikan hasil maksimal jika ditinjau dari nilai konversi pakan terhadap produksi telur. Jadi bukan seberapa besar persentase bertelur yang diperhitungkan.
Ada penelitian lain bahwa warna cahaya juga berpengaruh terhadap produksi burungpuyuh petelur. Penelitian dengan menggunakan cahaya cromatik yaitu hijau, kuning, merah, dan biru. Dengan pencahayaan warna biru didapat kesimpulan produksi telur lebih tinggi daripada cahaya yang lainnya.
Tapi maaf teman-teman pembaca semuanya, saya tidak akan membahas dengan detail kedua hasil penelitian tersebut. Penelitian hanya dilakukan oleh mahasiswa, bukan dari hasil pengalaman peternak. Seorang peneliti hanya melakukan pekerjaan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studinya bukan untuk mencari keuntungan beternak. Juga burung puyuh yang diteliti hanya 160 ekor dan waktu yang singkat hanya selama 60 hari, serta tidak dijelaskan pada umur berapa burung puyuh diteliti. Beda usia maka akan beda juga persentasi produksinya. Burung puyuh petelur akan berada pada puncak produksi pada umur 2 bulan sampai 4 bulan, setelah itu berangsur-angsur menurun.Jadi hasil penelitian mereka tidak bisa kita jadikan rujukan dalam usaha ternak puyuh.
Pengalaman Pribadi Beternak Puyuh
Pada awal artikel ini sudah saya uraian pentingnya pencahayaan pada burung puyuh petelur. Burung puyuh akan lambat bertelur jika kekurangan cahaya dan produksi burung puyuh tidak maksimal karena persentasi produksi sedikit dan bobot telur tidak standar.
Selama pengalaman lima tahun memelihara burung puyuh petelur yang dihitung mundur dari saya menulis artikel ini. Saya memperoleh kesimpulan burung puyuh petelur sebaiknya diberi pencahayaan selama 24 jam dalam sehari. Pemberian pakan tidak boleh dibatasi dengan takaran karena sifat puyuh akan berhenti makan jika sudah kenyang. Pakan perekor tidak akan melebihi dari jumlah gram perekornya, tetapi jumlah pakan juga tergantung jenis burung puyuhnya, ada yang banyak juga ada yang sedikit. Burung puyuh paling sedikit memerlukan pakan 20 gram sehari, sedangkan yang paling banyak memerlukan pakan 30 gram sehari, tergantung bibit dan jenisnya.
Produksi telur dari umur 60 hari sampai dengan masa apkir harus minimal rata-rata 80% jika mau mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan yang diharapkan. Puyuh bertelur 50% hanya akan balik modal pakannya saja, tidak memberikan keuntungan kepada peternak.
Kesimpulan
Usaha ternak burung puyuh petelur secara teori akan sangat mudah dilakukan serta memperoleh keuntungan yang besar. Hal itu benar jika dilakukan dengan baik dan harga pakan dan harga telur sesuai. Juga harus ditunjang dengan produksi telur yang tinggi minimal 80% dari jumlah populasi burung puyuh petelur.
Masalah timbul jika produksi telur merosot, harga telur turun, dan harga pakan naik. Belum lagi masalah penyakit flu burung yang menjadi momok peternak yang lebih ditakuti dari harga telur turun dan pakan naik.
Menurut saya jangan terlalu berharap dulu memperoleh keuntungan besar dari beternak puyuh jika belum memiliki pengalaman yang banyak. Mulailah beternak sedikit lebih dahulu untuk menghindari kerugian yang besar, mulailah beternak sebagai hobi dahulu, untuk kemudian jika sudah mantap baru menjadikan beternak puyuh menjadi usaha yang mencari keuntungan.
Banyak hal-hal kecil yang perlu diperhatikan dalam beternak puyuh seperti pentingnya pencahayaan yang telah saya tulis diatas, belum lagi hal-hal kecil lainnya. Semuanya perlu dipelajari dari pengalaman.
Ikuti terus tulisan saya selanjutnya ya. Semua tulisan di blog ini bukan untuk menggurui tetapi hanya berbagi pengalaman dan pengetahuan saja, karena orang bijak mengatakan berbagi ilmu dan pengalaman itu indah, dan INSYAALLAH akan memperoleh pahala, amiiin. Terimakasih sudah berkunjung di blog saya ini.
Cerita Awal Memulai Beternak Burung Puyuh Petelur
Pertama kali mencoba memelihara burung puyuh, saya menempatkan burung puyuh di dalam ruangan gudang yang tidak terpakai dengan cahaya yang redup dan ventilasi yang kurang. Hal ini saya pikir tidak masalah karena puyuh yang saya pelihara waktu itu hanya sekitar 50 ekor. Saya belum sempat membuat kandang khusus karena baru pindah rumah.
Bibit burung puyuh saya tetaskan sendiri dan saya pelihara sampai bertelur. Secara teori yang saya sering dapatkan di google burung puyuh betina sudah mulai bertelur pada usia 42 hari dihitung dari menetas. Tetapi setelah menunggu 42 hari sampai 60 hari belum juga bertelur. Padahal perawatan dan pemberian pakan sudah mematuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan burung puyuh petelur.
Setelah dua bulan lebih burung puyuh sudah mulai bertelur satu, besoknya dua, dan seterusnya sampai separuh burung puyuh bertelur. Burung puyuh betina bertelur hanya sekitar 50% dari populasinya, padahal umurnya sudah empat bulan. Ukuran telur juga tidak standar, kecil-kecil skitar 10 gram perbutir.
Gudang tempat burung puyuh tersebut kemudian saya rehab dijadikan dapur. Terpaksa burung puyuh dibuatkan kandang diluar, kebetulan kandangnya menghadap ke timur dengan sistem kandang terbuka sehingga cahaya pagi bisa masuk ke dalam kandang. Kebetulan waktu itu musim kemarau sehingga tidak ada masalah dengan cuaca buruk.
Setelah beberapa minggu dipindahkan, terjadi perubahan drastis pada puyuh saya. Puyuh bertelur hampir semuanya, juga telurnya sudah berukuran standar yaitu 11-13 gram perbutir. Ini artinya bisa disimpulkan pengaruh cahaya pada burung puyuh petelur sangat berpengaruh terhadap produksi telur.
Dengan sangat gembira saya menetaskan lagi burung puyuh untuk menambah populasinya. Setelah menetas dan dilakukan pembesaran dengan perawatan yang baik dan diberi pakan yang cukup dan nutrisi sesuai kebutuhan. Pada umur 42 hari anak burung puyuh betina sudah mulai ada yang bertelur, sampai umur 50 hari persentase bertelurnya sudah mencapai 90% lebih.
Akhirnya dapat saya simpulkan, pengaruh cahaya pada burung puyuh petelur sangat berarti bagi peningkatan produksi telur dan masa mulai bertelurnya puyuh. Yang menjadi pertanyaan apakah malam hari puyuh masih harus diberikan cahaya yang cukup?
Indonesia yang mempunyai natural daylight (siang) rata-rata 12 jam dalam sehari. Tentu memerlukan tambahan cahaya lampu tambahan untuk penerangan malam harinya. Pemberian cahaya pada malam hari selain memberikan waktu bagi burung puyuh untuk makan dan minun lebih lama juga sebagai pengaman dari serangan pemangsa seperti tikus dan hewan malam lainnya yang bisa memangsa burung puyuh.
Pencahayaan Puyuh Petelur Menurut Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian warga pakistan Shakeel Ahmed Wagan yang ditulis pada www.journalcra.com menunjukkan persentase bertelur burung puyuh jika diberi pencahayaan 12 jam, 16 jam , dan 20 jam dalam sehari, persentasi bertelur burung puyuh akan lebih tinggi sesuai dengan jumlah waktu pencahayaan yang diberikan. Semakin lama waktu pencahayaan maka persentase bertelur burung puyuh semakin tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian cahaya 12 jam = 46,8% , 16 jam = 62,5 dan 20 jam = 68 7%.
Suasana Kandang Puyuh Malam Hari
Tetapi dari penelitian ini, dia menarik kesimpulan bahwa pencahayaan selama 16 jam yang artinya dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam akan memberikan hasil maksimal jika ditinjau dari nilai konversi pakan terhadap produksi telur. Jadi bukan seberapa besar persentase bertelur yang diperhitungkan.
Ada penelitian lain bahwa warna cahaya juga berpengaruh terhadap produksi burungpuyuh petelur. Penelitian dengan menggunakan cahaya cromatik yaitu hijau, kuning, merah, dan biru. Dengan pencahayaan warna biru didapat kesimpulan produksi telur lebih tinggi daripada cahaya yang lainnya.
Tapi maaf teman-teman pembaca semuanya, saya tidak akan membahas dengan detail kedua hasil penelitian tersebut. Penelitian hanya dilakukan oleh mahasiswa, bukan dari hasil pengalaman peternak. Seorang peneliti hanya melakukan pekerjaan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studinya bukan untuk mencari keuntungan beternak. Juga burung puyuh yang diteliti hanya 160 ekor dan waktu yang singkat hanya selama 60 hari, serta tidak dijelaskan pada umur berapa burung puyuh diteliti. Beda usia maka akan beda juga persentasi produksinya. Burung puyuh petelur akan berada pada puncak produksi pada umur 2 bulan sampai 4 bulan, setelah itu berangsur-angsur menurun.Jadi hasil penelitian mereka tidak bisa kita jadikan rujukan dalam usaha ternak puyuh.
Pengalaman Pribadi Beternak Puyuh
Pada awal artikel ini sudah saya uraian pentingnya pencahayaan pada burung puyuh petelur. Burung puyuh akan lambat bertelur jika kekurangan cahaya dan produksi burung puyuh tidak maksimal karena persentasi produksi sedikit dan bobot telur tidak standar.
Selama pengalaman lima tahun memelihara burung puyuh petelur yang dihitung mundur dari saya menulis artikel ini. Saya memperoleh kesimpulan burung puyuh petelur sebaiknya diberi pencahayaan selama 24 jam dalam sehari. Pemberian pakan tidak boleh dibatasi dengan takaran karena sifat puyuh akan berhenti makan jika sudah kenyang. Pakan perekor tidak akan melebihi dari jumlah gram perekornya, tetapi jumlah pakan juga tergantung jenis burung puyuhnya, ada yang banyak juga ada yang sedikit. Burung puyuh paling sedikit memerlukan pakan 20 gram sehari, sedangkan yang paling banyak memerlukan pakan 30 gram sehari, tergantung bibit dan jenisnya.
Produksi telur dari umur 60 hari sampai dengan masa apkir harus minimal rata-rata 80% jika mau mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan yang diharapkan. Puyuh bertelur 50% hanya akan balik modal pakannya saja, tidak memberikan keuntungan kepada peternak.
Kesimpulan
Usaha ternak burung puyuh petelur secara teori akan sangat mudah dilakukan serta memperoleh keuntungan yang besar. Hal itu benar jika dilakukan dengan baik dan harga pakan dan harga telur sesuai. Juga harus ditunjang dengan produksi telur yang tinggi minimal 80% dari jumlah populasi burung puyuh petelur.
Masalah timbul jika produksi telur merosot, harga telur turun, dan harga pakan naik. Belum lagi masalah penyakit flu burung yang menjadi momok peternak yang lebih ditakuti dari harga telur turun dan pakan naik.
Menurut saya jangan terlalu berharap dulu memperoleh keuntungan besar dari beternak puyuh jika belum memiliki pengalaman yang banyak. Mulailah beternak sedikit lebih dahulu untuk menghindari kerugian yang besar, mulailah beternak sebagai hobi dahulu, untuk kemudian jika sudah mantap baru menjadikan beternak puyuh menjadi usaha yang mencari keuntungan.
Banyak hal-hal kecil yang perlu diperhatikan dalam beternak puyuh seperti pentingnya pencahayaan yang telah saya tulis diatas, belum lagi hal-hal kecil lainnya. Semuanya perlu dipelajari dari pengalaman.
Ikuti terus tulisan saya selanjutnya ya. Semua tulisan di blog ini bukan untuk menggurui tetapi hanya berbagi pengalaman dan pengetahuan saja, karena orang bijak mengatakan berbagi ilmu dan pengalaman itu indah, dan INSYAALLAH akan memperoleh pahala, amiiin. Terimakasih sudah berkunjung di blog saya ini.