Alat Pendeteksi Batas Kecepatan

Rangkaian ini didesain untuk memberikan peringatan kepada pengendara apabila kendaraan melaju melebihi batas kecepatan maksimal yang ditentukan. Dengan alat ni pengemudi dapat menghindari untuk melihat tachometer saat mengemudikan kendaraan sehingga konsentrasi pengemudi tidak akan terpecah.

Terdapat hubungan antara putaran mesin dengan kecepatan kendaraan sehingga alat ini akan mengontrol kecepatan RPM dari mesin, mulai membunyikan beep dan LED akan flashing setiap detik ketika batas kecepatan dilampaui.

Cara kerja alat ini selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut. IC1 bertindak sebagai diferensial amplifier untuk pulsa-pulsa elektromagnetik yang dibangkitkan oleh kumparan pada mesin, yaitu dengan mendeteksi hasil induksinya pada sensor koil L1. IC2A akan menguatkan pulsa-pulsa tersebut, sedangkan IC2B hingga IC2F akan membalik (invert) dan menyediakan pulsa-pulsa gelombang persegi. IC3A merupakan monostable multivibrator yang digunakan sebagai pembeda frekuensi (frequency discriminator). Pin 6 dari IC ini akan bernilai tinggi ketika batas kecepatan (yang diset melalui R11) tercapai. IC3B, resistor-resistor, dan komponen pendukung lainnya digunakan untuk menyediakan pewaktuan untuk bagian indikator, yang dilakukan oleh LED D5 dan buzzer BZ1. Alat ini tidak cocok digunakan untuk mesin diesel.

Catatan:
  1. Di diperlukan pada saat menset-up alat, untuk me- monitor emisi pada pembakaran sehingga dapat ditentukan penempatan yang terbaik pada dashboard kendaraan atau pada boks tertutup. Setelah penyetingan dilakukan, D1 dan R9 dapat diputus untuk menghemat baterai.
  2. Selama pengujian, R8 harus diatur secara tepat agar diperoleh hasil yang terbaik. Pengaturan nilai R8 biasanya memmiki nilai antara 10 k ohm dan 20 k ohm.
  3. Penyetingan awal hendaknya dilakukan pada saat mesin hidup, tetapi kendaraan berhenti atau tidak bergerak.
  4. Penyetingan paling sederhana terakhir dapat dilakukan dengan bantuan orang kedua. Jalankan kendaraan sampai kendaraan mencapai batas kecepatan yang diinginkan. Orang kedua harus menyetel trimmer R11 hingga beeper dan LED menyala. Selanjutnya, perlambat kendaraan untuk mendapatkan bahwa beep akan berhenti.
  5. L1 yang dipakai dapat menggunakan induktor kecil  10mH yang biasanya dijual dalam kemasan kotak plastik. Apabila diinginkan sensitivitas koil yang lebih tinggi,  Anda dapat membuatnya sendiri dengan 130 hingga 150 lilitan untuk kawat 0,2 mm berdiameter kumparan 5 cm.
  6. Arus untuk rangkaian sekitar 10 mA. Apabila kendaraan menggunakan baterai 12 V maka dapat dilakukan dengan menyambungkannya menggunakan soket. Dalam kasus ini R20 semestinya bernilai 330 ohm.
  7. R11 dapat diatur secara tepat, tergantung pada jumlah silinder mesin. Nilai yang biasa digunakan adalah R11= 200 k dan R12= 100 k ohm atau kurang.
  8. Untuk melakukan kaIkuasi hubungan antara frekuensi dengan RPM putaran mesin, dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.

F=(jumlah silinder x RPM )/ 120

Untuk mesin dua Iangkah digunakan persamaan berikut.

F=( jumlah silinder x RPM )/ 60

Dengan demikian, untuk mobil empat Iangkah dengan 4 silinder akan dihasilkan frekuensi pada 3000 RPM adalah 100Hz.

Kadang, lepas C2 dari pin 6 IC1. Sambungkan keluaran generator pada C2 dan ground. Selanjutnya, setel pembangkit frekuensi pada 100 Hz dan atur R11 hingga beeper berbunyi dan LED berkedip. Turunkan frekuensi menjadi 99 atau 98 Hz, seharusnya beep dan LED akan berhenti.


Postingan terkait: